Google
 

Kamis, 13 Desember 2007

late night eaters, Beware!!!!!!!!!!

Late Night Eaters, Beware!

Kalau mau kurus, jangan makan lagi di atas jam 7 malam!”, begitu kalimat yang lazim diucapkan bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan dan membentuk tubuh ideal.

Bahkan, pernyataan bahwa Anda akan mudah menjadi gemuk apabila Anda sering makan pada saat larut malam sangat populer di Jepang. Sebenarnya, benarkah hal ini?

True or False?

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Jepang ternyata berhasil membuktikan adanya hubungan antara makan pada saat larut malam dengan kelebihan berat badan. Hasil penelitian ini, seperti tercantum pada Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, menyatakan bahwa makan pada larut malam dapat menyebabkan terjadinya penumpukan lemak. Akibatnya, berat badan pun bertambah.

Hal ini diyakini berhubungan dengan Brain and Muscle Arnt-like Protein-1 atau protein BMAL-1. Selain berfungsi untuk mengatur jam biologis Anda, protein BMAL-1 juga berperan di dalam proses sintesis dan penumpukan lemak pada sel-sel di dalam tubuh. Sel-sel yang di dalamnya terdapat protein BMAL-1 di dalam jumlah yang tinggi, memiliki kandungan lemak di dalam jumlah yang tinggi pula.

Untuk membuktikan peran dari protein BMAL-1 terhadap produksi dan penumpukan lemak di dalam sel, para ahli tersebut menggunakan sel-sel dari tikus yang telah mengalami proses rekayasa genetika untuk menghilangkan protein BMAL-1 di dalamnya. Ternyata, kandungan lemak di dalam sel tersebut tidak bertambah meskipun diberikan banyak makanan dan hormon insulin.

Sebaliknya, sel-sel lain yang biasanya tidak menumpuk lemak akan mengalami penumpukan lemak apabila disisipkan protein BMAL-1 di dalamnya. Tidak hanya itu, aktivitas protein BMAL-1 yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan produksi lemak di dalam sel-sel lemak.

Bergadang dan Obesitas

Lalu apa kaitannya dengan makan pada larut malam? Nah, jumlah protein BMAL-1 di dalam sel ternyata paling tinggi pada saat larut malam, yaitu sekitar pukul 10 malam hingga 2 dini hari. Bahkan, jumlah protein BMAL-1 pada waktu tersebut mencapai 10 kali lebih banyak apabila dibandingkan dengan pada sekitar pukul 3 sore. Konsumsi makanan pada larut malam akan menyediakan nutrisi bagi protein BMAL-1 untuk menumpuk lemak di dalam sel. Jadi, sel-sel Anda akan lebih mudah dan lebih banyak menumpuk lemak jika Anda makan pada larut malam.

Nah, berhati-hatilah bagi Anda para ‘manusia kelelawar’ yang suka makan pada larut malam. Jangan sampai kebiasaan Anda itu membuat lemak di tubuh Anda bertambah. Selain menganggu penampilan, kadar lemak tubuh yang tinggi juga berkaitan erat dengan berbagai macam penyakit.

latihan justru membunuh otot


Berbagai macam latihan sudah rutin dilakukan, mulai dari latihan beban hingga treadmill. Bahkan tak jarang disertai jogging di pagi hari. Tapi, mengapa rasanya otot tidak juga terbentuk juga? Kalau sudah begini, rasanya olahraga menjadi sia-sia belaka saja. Percuma saja rutin berlatih kalau badan atletis tak kunjung terwujud. Eits, tunggu dulu! Coba periksa pola makan Anda setiap selesai berlatih. Jangan-jangan Anda tidak pernah melewatkan beef burger di cafe gym sepulangnya berlatih. Mungkin di situlah letak masalahnya. Lalu, apakah Anda harus berpuasa setiap selesai berlatih?

Makan Apa Setelah Berlatih?

Resistance exercise dengan intensitas yang tinggi ternyata dapat meningkatkan sintesis dan penguraian protein otot selama minimal 24 jam setelah latihan dilakukan. Tanpa konsumsi makanan yang mengandung protein setelah berlatih, penguraian otot akan lebih banyak terjadi daripada pembentukan otot. Inilah faktor yang menyebabkan Anda semakin jauh dari impian Anda.

Jadi Anda sebenarnya tidak perlu menahan lapar setelah selesai berlatih. Anda justru harus mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi untuk membangun otot setelah berlatih. Penelitian menunjukkan bahwa protein ternyata berperan penting di dalam proses pemulihan setelah latihan, terutama untuk membantu pemulihan dan pembentukan protein otot. Konsumsi protein berfungsi untuk membantu memperbaiki serabut-serabut otot yang rusak selama latihan, membantu pemulihan sumber energi yang telah digunakan selama latihan, serta membantu proses adaptasi serabut-serabut otot yang terjadi akibat latihan. Jumlah yang dibutuhkan untuk membantu pemulihan otot setelah latihan sebenarnya cukup kecil, yaitu sekitar 5-10 g asam amino.

Quality and Quantity Do Matter

Jangan asal mengkonsusmi protein. Jenis protein yang dikonsumsi haruslah Anda perhatikan. Konsumsi protein yang tersusun atas asam amino esensial (asam-asam amino yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh) memiliki manfaat yang lebih baik di dalam membantu pembentukan otot apabila dibandingkan dengan yang tersusun atas asam amino non-esensial. Karena itu, pilihlah makanan yang banyak mengandung high quality protein dengan kandungan asam amino esensial yang tinggi, seperti ikan, telur, daging, dan susu.

Tidak hanya itu, jumlah protein yang dikonsumsi setelah latihan juga perlu diperhatikan. Untuk memperoleh pertambahan otot yang optimal, konsumsilah protein di dalam jumlah yang sedikit secara sering. Konsumsi protein di dalam jumlah yang besar secara langsung ternyata kurang efektif apabila dibandingkan mengkonsumsi protein di dalam jumlah kecil secara sering. Hal ini disebabkan karena efek stimulan dari konsumsi protein terhadap sintesis protein otot bersifat sementara dan hanya dapat bertahan sekitar 1-2 jam.

Bagi Anda yang menginingkan kepraktisan dalam memperoleh protein setelah berlatih. Cobalah untuk selalu membawa susu tinggi protein di dalam gym bag Anda. Namun, pastikan susu tersebut memiliki kandungan asam amino essensial yang lengkap, sehingga pembentukan otot semakin optimal.

Nah, jangan menyerah dulu untuk membentuk tubuh berotot. Lakukan latihan secara rutin, dan jangan lupa mengkonsumsi makanan dengan nutrisi yang mencukupi setelah melakukan latihan untuk membantu pembentukan otot. Pastikan Anda mengkonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung high quality protein, dan tentu saja karbohidrat sebagai sumber energi yang penting. Jangan sampai latihan yang Anda lakukan justru membunuh otot Anda!